HERNIA DIAFRAGMATIKA (KELAINAN PADA PEMBENTUKAN SISTEM PERNAFASAN)
Apa
itu Hernia Diafragmatika?
Hernia Diafragmatika adalah cacat lahir bawaan
yang ditandai dengan adanya lubang yang abnormal pada diafragma akibat
penyatuan yang tidak sempurna dari struktur-struktur diafragma selama
perkembangan janin. Diafragma adalah struktur otot yang memisahkan rongga dada
dengan rongga perut dan mempermudah pernafasan. Pada hernia diafragmatika,
lubang yang terbentuk pada diafragma tersebut membuat organ-organ perut dapat
memasuki rongga dada, yang mana hal ini dapat menyebabkan kesulitan bernafas
yang berat, kulit berwarna kebiruan, denyut jantung dan nafas yang cepat ketika
bayi lahir.
Kelainan perkembangan diafragma terjadi pada saat janin
berada dalam perkembangan struktur paru-paru. Isi rongga perut yang masuk ke
dalam rongga dada, menyebabkan perkembangan paru-paru juga turut terganggu.
Kelainan ini dapat dideteksi pada saat kehamilan, dengan dilakukan USG janin.
Dapat dilihat adanya usus ataupun isi perut lainnya di dalam rongga dada bayi,
dan cairan ketuban jumlahnya lebih dari normal (polihidramnion).
Bila dicurigai adanya kelainan ini, maka akan dilakukan
pemeriksaan lanjutan, serta dilakukan konsultasi kepada kedua orang tua
mengenai kemungkinan-kemungkinan yang dapat terjadi pada calon bayinya. Pada
sekitar 10-50persen bayi dengan kelainan bawaan ini dapat disertai dengan
kelainan bawaan lain, seperti kelainan bawaan jantung, struktur saluran
pernafasan, persarafan dan sebagainya. Bila kelainan bawaan cukup berat, janin
dapat meninggal di dalam kandungan.
Pasien dengan hernia diafragmatika biasanya pada
mengalami gejala sesak nafas. Gejala ini dapat terjadi pada saat baru lahir,
Namun dapat juga terjadi lebih dari 24 jam setelah kelahiran. Pada kasus yang
ringan, bahkan bisa saja kelainan ini tidak menimbulkan gejala sesak nafas, dan
baru diketahui pada usia anak, karena dilakukan pemeriksaan ronsen dada untuk
keperluan diagnostik penyakit lainnya.
Pada bayi yang lahir dengan kelainan ini, akan dilakukan
resusitasi dan bila perlu pasien diberikan bantuan pernafasan dengan mesin
ventilator. Pemeriksaan rontgen, laboratorium dan sebagainya akan dilakukan
untuk melihat kondisi pasien secara umum. Pasien kemudian akan distabilkan dan
diperbaiki kondisinya di ruang perinatologi/ ICU anak, dan bila kondisi telah
stabil akan dilakukan operasi untuk menutup lubang pada diafragma tersebut.
Jadi, kondisi kelainan hernia diafragmatika adalah kondisi yang dapat
diperbaiki pada sebagian besar kasus.
Apa
Penyebab terjadinya Hernia Diafragmatika?
Hernia Diafragmatika disebabkan oleh gangguan
pembentukan diafragma. Diafragma dibentuk dari 3 unsur yaitu membrane
pleuroperitonei, septum transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari
otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa kegagalan
pembentukan seperti diafragma, gangguan fusi ketiga unsure dan gangguan
pembentukan seperti pembentukan otot. Pada gangguan pembentukan dan fusi akan
terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot akan
menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi. Pada beberapa kasus, hernia diafragmatika kongenital merupakan
dampak dari kelainan genetika atau kromosom seperti sindrom Donnai-Barrow,
sindrom Fryns syndrome, atau sindrom Pallister-Killian. Para ahli belum
seluruhnya mengetahui faktor yang berperan dari penyebab hernia diafragmatika,
antara faktor lingkungan dan gen yang diturunkan orang tua.
Tindakan yang perlu dilakukan:
Pemeriksaan
fisik
1. Pada hernia diafragmatika dada
tampak menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata.
2. Perut kempis dan menunjukkan gambaran scafoid.
3. Pada hernia diafragmatika pulsasi
apeks jantung bergeser sehingga kadang-kadang terletak di
hemitoraks kanan.
4. Bila anak didudukkan dan diberi
oksigen, maka sianosis akan berkurang.
5. Gerakan dada pada saat bernafas
tidak simetris.
6. Tidak terdengar suara pernafasan
pada sisi hernia.
7. Bising usus terdengar di dada
Pemeriksaan penunjang.
1.
Foto thoraks akan memperlihatkan adanya bayangan usus di daerah toraks.
2.
Kadang-kadang diperlukan fluoroskopi untuk membedakan antara paralisis
diafragmatika dengan eventerasi (usus menonjol ke depan dari dalam abdomen).
Yang dapat
dilakukan seorang dokter apabila menemukan bayi baru lahir yang mengalami hernia diafragmatika yaitu :
1.
Berikan oksigen bila bayi tampak pucat atau biru.
2.
Posisikan bayi semifowler atau fowler sebelum atau sesudah operasi agar
tekanan dari isi perut terhadap paru berkurang dan agar diafragma dapat
bergerak bebas
3.
Awasi bayi jangan sampai muntah, apabila hal tersebut terjadi, maka
tegakkan bayi agar tidak terjadi aspirasi.
4.
Lakukan informed consent dan informed choice untuk rujuk bayi ke tempat
pelayanan yang lebih baik.
Komentar
Posting Komentar